Hallo! setelah sekian lama tidak post artikel di blog, kali ini zulkaiser akan kembali dengan artikel bertemakan sedikit Ilmiah. Ya! Saya akan membahas tentang kaitan antara Dilatasi waktu dengan dunia akhirat? Apakah ada hubungannya? Langsung saja kita mulai!
Sebelumnya, artikel ini akan berkaitan erat dengan artikel yang hingga saat ini yang masih diperdebatkan tentang kebenarannya. Yaitu tentang Ka'bah yang menjadi pusat bumi. Banyak yang menganggap artikel ini sebagai hoax belaka, namun juga ada yang mempercayainya. Terlepas dari artikel tersebut yang entah hoax atau tidak, namun saya punya pandangan sendiri akan hal ini. Jadi, Artikel zulkaiser kali ini memungkinkan untuk menjadi perdebatan, sebaiknya anda membaca ketentuan tentang disclaimer di blog ini. Take your own risk!
Agar tidak menimbulkan kebingungan, maka sebelumnya akan saya share tentang artikel Ka'bah yang menjadi pusat bumi di awal. Silahkan anda membacanya terlebih dahulu apabila anda belum mengetahui artikel tersebut. Mohon maaf saya tidak bisa memberikan keterangan darimana sumber pertama artikel tersebut. Saya kutip artikel tersebut dari Facebook.
… FAKTA BESAR TENTANG KA’BAH YG DISEMBUNYIKAN DUNIA …
Bismillahir-Rahmanir-Rahim … Ka’bah, rumah Allah dimana sejuta ummat Islam merindukan berkunjung dan menjadi tamu – tamu Allah Sng Maha Pencipta. Kiblatnya (arah) ummat Islam dalam melaksanakan shalat, dari manapun semua ibadah shalat menghadap ke kiblat ini.
Istilah Ka’bah adalah bahasa al quran dari kata “ka’bu” yg berarti “mata kaki” atau tempat kaki berputar bergerak untuk melangkah. QS al-Ma’idah 5:6 dalam Al-quran menjelaskan istilah itu dengan “Ka’bain” yg berarti ‘dua mata kaki’ dan ayat QS al-Ma’idah 5:95-96 mengandung istilah ‘ka’bah’ yang artinya nyata “mata bumi” atau “sumbu bumi” atau kutub putaran utara bumi.
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.
Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Makkah Pusat Bumi ….
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Allah Azza wa Jalla berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (QS asy-Syura 26: 7)
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
Makkah atau Greenwich … ?
Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.
Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit ….
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman,
‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (QS ar-Rahman 55:33)
Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka’bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)
~ o ~
Baiklah! terlepas dari benar/tidaknya artikel tersebut, saya melihat ada satu kemungkinan bahwa artikel tersebut bisa saja benar jika kita kaitkan dengan dilatasi waktu yang terbukti secara ilmiah! Bagaimana mungkin? mari kita bahas lebih dalam!
Apa sebenarnya dilatasi waktu itu? Anda pernah dengar teori relativitas Albert Einstein? Ya! Dilatasi waktu adalah satu dari keempat teori khusus tersebut. Ada empat teori relativitas khusus, yaitu Pemendekan panjang, Dilatasi waktu, Penambahan massa, dan Hubungan antara Energi dan Massa yang terkenal dengan e=mc2 . Secara umum, dilatasi waktu berarti :
Waktu yang dirasakan oleh sesuatu yang diam akan terasa lebih lama dibandingkan dengan waktu yang ditempuh benda yang bergerak dengan syarat benda yang bergerak tersebut memiliki kecepatan mendekati kecepatan cahaya, yaitu 3x10^8 m/s.
Saya akan gambarkan secara sederhana tentang konsep dilatasi waktu. Semisal ada dua anak kembar identik bernama Dodit dan Emon. Ketika sudah besar, Dodit bekerja menjadi astronot dan Emon menjadi musisi. Di saat mereka berumur 30 tahun, Dodit mendapat proyek untuk pergi ke planet X dengan jarak sekian tahun cahaya untuk ekspedisi tertentu. Dia mengendarai pesawat luar angkasa dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Setelah beberapa jam, Dodit kembali ke bumi. Saat kembali ke bumi dan bertemu dengan Emon, ternyata Emon jauh lebih tua dari Dodit. Dodit yang merasa hanya pergi beberapa jam di luar angkasa, ternyata di bumi telah berjalan waktu sekian tahun.
Bagaimana ini bisa terjadi? Walaupun terlihat tidak masuk akal, tapi ini memang terbukti secara ilmiah. Kenapa kita merasa bahwa ini tidak masuk akal? karena kita sudah terbiasa menjalani waktu yang terlihat tetap. Kita merasakan bahwa 1 menit itu ya 60 detik. Tapi, waktu itu adalah hal yang relatif. 1 Detik di bumi bisa saja terasa 23 detik di planet lain. Itulah konsep relativitas.Kembali ke cerita Dodit dan Emon. Kita anggap planet X yang dikunjungi Dodit itu berjarak 10 juta tahun cahaya dari bumi. Dodit membawa jam tangan yang bekerja sesuai dengan waktu di bumi. Dia berada disana cuma sekitar 2 jam waktu bumi. Tapi di sisi lain, 2 jam yang dialami Dodit, itu terasa 3 tahun di bumi. Kemudian Dodit pergi ke planet Y yang berjarak 20 juta tahun cahaya, 1 jam disana ternyata terasa 10 tahun di bumi. Pada postulat Einstein dikatakan bahwa kecepatan cahaya itu konstan. Itulah kenapa kalo kita lihat di buku-buku astronomi tertulis jarak antara planet/bintang itu dinyatakan dengan sekian tahun cahaya. Jadi, bisa dibilang kalau kecepatan cahaya itu Satuan Universal untuk jarak di jagad raya.
Lalu, apa hubungannya dengan dunia akhirat? di Al-Quran dijelaskan bahwa
Sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu.(QS. Al Hajj: 47)
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. As-Sajadah :5)
1 Hari di akhirat = 1000 tahun di dunia?
Lalu, apakah kaitannya dengan artikel tentang Ka'bah yang menjadi pusat bumi? kembali ke artikel yang saya kutip diatas, tentang adanya radiasi ka'bah yang tidak memiliki batas (Infinite) dan mungkin terhubung dengan Alam Akhirat.
Apakah sesuatu yang kebetulan? Konsep dilatasi waktu yang terbukti secara matematis, Tertulis di dalam Al-Quran, dan Adanya hubungan ka'bah dengan sesuatu yang tidak diketahui? Ini bukanlah sebuah teori konspirasi. Saya hanya menggabungkan antara fakta, apa yang tertulis di Al-Quran, dan sebuah penilitian.
Kesimpulannya adalah, mungkin dunia akhirat itu sangatlah 'dekat' dengan kita bila mengacu pada konsep dilatasi waktu. Jarak antara dunia akhirat dengan bumi ini mungkin sekian miliyar tahun cahaya. Dan ketika kita mati, mungkin kita akan bergerak ke dunia akhirat dengan kecepatan yang melebihi cahaya. Tetapi semuanya hanya tuhan yang tahu. Namun pada intinya adalah saya ingin mengingatkan bahwa kita sangatlah dekat dengan kematian. Jadi, manfaatkanlah hidup di dunia ini yang secara matematis hanya hitungan jam di akhirat untuk kebaikan. Persiapkanlah sebaik mungkin agar anda bisa hidup baik di akhirat nanti.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar