Wanita adalah makhluk yang sungguh mulia. Di mata kaum adam, wanita mempunya daya tarik sendiri untuk mengeluarkan nafsunya. Wanita yang diciptakan dari tulang rusuk seorang laki-laki. Itu menandakan wanita derajatnya 'sedikit' dibawah seorang laki. Tapi semenjak era emansipasi wanita khususnya di Indonesia yang di prakarsai oleh Raden Ajeng Kartini, wanita ingin peran yang 'lebih'. Sekarang, seorang wanita pun bisa 'melebihi' derajat laki-laki. Persamaan hak banyak disuarakan di seluruh dunia. Wanita menuntut agar mereka bisa mendapatkan peran yang sama bahkan lebih dari seorang laki-laki. Karena sesuatu hal, mungkin 'kalah jumlah' atau apa, akhirnya semua orang khususnya laki-laki menerima persamaan hak ini. Banyak wanita yang menjadi pemimpin dari suatu organisasi/negara. Contoh saja dirut Pertamina yang baru resign, Kanselir Jerman dan masih banyak lagi.
Lalu, apakah persamaan hak itu sesuatu yang buruk? saya rasa tidak. Sesuatu pasti ada kelebihan dan ada kekurangannya. Apa kelebihannya? yang jelas hak wanita sama dengan hak laki-laki. Tidak ada diskriminasi gender. Lalu apa kekurangannya? salah satunya adalah 'esensi' seorang wanita yang berkurang dan berkurangnya hak laki-laki karena berbagi hak dengan wanita hehe. Sekarang banyak wanita yang 'merebut' hak laki-laki. Ingat, jatah untuk laki-laki adalah 2:1.
Saya punya analogi sederhana. Anggap A adalah laki-laki, B wanita. Ada perusahaan besar yang dipimpin oleh seorang laki-laki dan bagian HRD juga laki-laki. Kebetulan ada lowongan pekerjaan untuk menjadi akuntan. Kompetensi yang dimiliki A dan B kita anggap 10:9,4. Menurut anda berapa persen kemungkinan si A untuk diterima di perusahaan tersebut? saya rasa tidak lebih dari 48%
Kemudian, karena adanya persamaan hak ini, ada sebagian orang yang memanfaatkan seorang wanita menjadi suatu nilai jual produk. Menurut anda, kenapa sales promotor kebanyakan adalah seorang wanita atau SPG? apakah menurut anda karena punya kemampuan melobby/mempromosikan produk itu? atau ada sesuatu yang lain? Pemilik produk pasti akan membela dengan kalimat ini "Barang yang dijual oleh SPG lebih banyak daripada SPB". Coba baca berulang-ulang paragraf ini sampai anda benar-benar paham maknanya.
Jaman sekarang pun tidak sedikit wanita karir yang fokus kepada karirnya ketimbang keluarganya. Apakah ini salah satu efek dari persamaan hak? hmm, mungkin. Diawali dari semasa sekolah, seorang wanita menimba ilmu, menerima ilmu sampai derajat menengah ke atas. Kemudian tidak sedikit juga yang melanjutkan sampai ke jenjang kuliah. Menekuni bidang tersebut hingga mempunyai kompetensi untuk bisa bekerja di bidang tersebut. Kemudian pada waktunya seorang wanita akan dihadapkan pilihan untuk menikah atau lanjut dengan karir yang sudah dibangunnya. Semua pilihanpun masih ada pilihan didalamnya. Saat setelah menikah, akan menyudahi karir yang sudah dibangunnya dan fokus kepada keluarga atau menikah 'sambil' melanjutkan karirnya. Ketika mengambil pilihan kedua atau lanjut karir tanpa menikah, akan juga ada pilihan untuk selamanya atau berhenti ketika karir sudah mencapai puncaknya. Namun kembali seperti tadi. Semua pilihan pasti ada kelebihan dan kekurangannya.
Lalu, kenapa peradaban masa yang akan datang ada pada peran seorang wanita? Lihat ibu anda. Apakah dia wanita karir yang penuh/sebagian? atau dia seorang ibu yang setiap saat membimbing anda secara penuh? Lalu lihat anda sendiri, seberapa banyak ajaran dan nasihat ibu yang anda terima dan terapkan? Menurut anda, lebih banyak mana ajaran dan nasihat yang kita terima dan terapkan dari seorang wanita karir atau wanita yang punya waktu penuh untuk kita? Semua hanya anda yang bisa menjawab dan menilainya. Tapi, menurut penilaian saya, lebih 'efektif' dari seorang wanita yang punya waktu penuh untuk kita.
Lalu, bagaimana seharusnya peran wanita di dunia modern ini? apakah hanya diam di rumah saja menunggu laki-laki yang tepat datang? atau malah berkarir setinggi-tingginya untuk mengalahkan laki-laki? Tidak! Menurut saya, tidak semua wanita di dunia ini harus menjadi wanita karir. Memang, di dunia modern ini peran wanita juga dibutuhkan di dunia pekerjaan. Tetapi, jangan lupa esensi dari seorang wanita. Wanita diciptakan untuk mendampingi seorang laki-laki untuk melahirkan generasi baru dan mendidik anak manusia hingga akhir zaman. Istilah 3M yaitu Macak, Masak, Manak (Berias diri, Memasak, Melahirkan) itu menurut saya bukanlah suatu hal yang salah jika kita tinjau dari esensi seorang wanita. Tapi ada yang kurang disini, Yaitu Mendidik dan Menjadi Inspirasi generasi penerus.
Akan lebih baik jika seorang laki-laki berkarir sebaik mungkin dan menikah dengan wanita yang mau melepas karirnya demi keluarga. Laki-laki bekerja dengan baik, dan wanita merawat dan mendidik anaknya dengan baik pula hingga siap untuk hidup sendiri.
Tapi, tidak adil bukan jika saya hanya menilai dari sudut pandang laki-laki saja? saya akan memberikan sebagian sudut pandang dari seorang wanita juga kenapa lebih memilih karir daripada keluarga. Kebanyakan alasan pertama adalah karena sayang jika melepas cita-cita yang sudah dibangun dari awal. Alasan kedua adalah, terkadang wanita lebih hebat daripada laki-laki dalam bidang pekerjaan tertentu. Alasan ketiga adalah membantu ekonomi keluarga.
Nah, dari sudut pandang wanita tadi, kita sebagai laki-laki seharusnya bisa memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi alasan kedua dan ketiga tadi. Kita sebagai laki-laki harus bisa bertanggung jawab penuh untuk seorang wanita.
Kesimpulannya adalah, persamaan hak bukanlah suatu yang buruk. Tapi, janganlah sampai untuk melebihi takdir seorang wanita yang sebatas tulang rusuk.Wanita diciptakan dari tulang rusuk, jadi jangan sampai menjadi tulang punggung keluarga. Seorang wanita adalah makhluk yang mulia, jadi jangan cuma jadi nilai jual untuk dimanfaatkan keindahannya saja. Untuk laki-laki, mari perbaiki diri kita semua untuk masa depan yang baik untuk bisa menghidupi dan menyejahterakan wanita calon pembimbing anak kita. Untuk wanita, silahkan anda berkarir setinggi langit, tapi jangan lupa bahwa anda adalah seorang wanita yang seharusnya mendampingi seorang laki-laki untuk menciptakan generasi baru dan mendidiknya hingga siap untuk hidup sendiri. Dari ajaran, nasihat, didikan seorang wanita-lah generasi baru akan lahir untuk membuat peradaban yang lebih baik. Jadi, kuncinya adalah pada peran seorang wanita yang mendidik anaknya dengan baik.
Jika anda hanya menilai wanita dari kecantikannya, maka anda salah dalam menilai wanita.
Terkadang untuk melakukan hal yang baik dan benar, kita harus merelakan sesuatu yang kita inginkan. Termasuk merelakan impian dan cita-cita kita.
Semoga bemanfaat! -ZK
Tidak ada komentar :
Posting Komentar